Jumat, 18 Juli 2025

 STATISTIK MAHASISWA BARU

STIKes Panti Rapih



STATISTIK DATA MAHASISWA BARU  

 

Statistik penerimaan mahasiswa baru memberikan gambaran awal untuk memahami sifat dan variasi mahasiswa di suatu lembaga pendidikan. Informasi ini sangat penting untuk mengetahui distribusi agama, pilihan program studi, status pekerjaan, serta tingkat pendidikan mahasiswa. Dengan data tersebut, lembaga bisa merencanakan program akademik dan non-akademik yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan juga membantu menciptakan lingkungan kampus yang inklusif dan mendukung perkembangan potensi masing-masing individu. 

Berdasarkan informasi tentang pendaftaran mahasiswa baru, sebagian besar mahasiswa adalah penganut Katolik (48,4%) dan Islam (32%), yang menunjukkan adanya dominasi dua agama besar di dalam kampus. Selain itu, terdapat juga mahasiswa yang beragama Kristen (18,8%), Hindu (0,6%), Budha (0,1%), dan Konghucu (0,05%). Variasi agama ini mencerminkan keterbukaan kampus yang menerima mahasiswa dari beragam latar belakang kepercayaan, meskipun dua agama mayoritas masih mendominasi.

Sebagian besar mahasiswa yang baru masuk lebih memilih program Sarjana Keperawatan (68,3%), yang menunjukkan ketertarikan yang besar terhadap bidang ini. Jurusan Sarjana Gizi berada di urutan kedua dengan persentase 19,8%, dan Diploma Tiga Keperawatan menjadi pilihan ketiga dengan tingkat 12%. Informasi ini menunjukkan bahwa program keperawatan tetap menjadi jurusan yang paling diminati, meskipun jurusan lainnya juga mulai mendapatkan perhatian dari calon mahasiswa.

Sebagian besar mahasiswa baru berstatus sebagai pelajar atau belum memiliki pekerjaan (94,8%), yang menunjukkan bahwa mayoritas berasal langsung dari tingkat pendidikan sebelumnya, seperti SMA/SMK. Di samping itu, ada juga mahasiswa yang sudah memiliki pekerjaan, seperti pegawai negeri (0,5%), pegawai swasta (1,5%), guru atau dosen (0,2%), serta ibu rumah tangga (1,3%). Variasi dalam status pekerjaan ini menandakan bahwa STIKes Panti Rapih juga menarik perhatian para profesional dan individu muda yang ingin melanjutkan studi di bidang kesehatan.

Data mengindikasikan bahwa mayoritas mahasiswa baru adalah lulusan SMA/MA (83,9%), diikuti oleh SMK (14,6%). Sementara itu, alumni D3 dan S1 hanya mencakup proporsi kecil, masing-masing 0,9% dan 0,6%. Ini menunjukkan bahwa STIKes Panti Rapih Yogyakarta lebih banyak dipilih oleh lulusan pendidikan menengah, serta menjadi opsi utama untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi, terutama dalam bidang kesehatan.

Secara keseluruhan, statistik penerimaan mahasiswa baru di STIKes Panti Rapih Yogyakarta memperlihatkan bahwa mayoritas mahasiswa berasal dari latar belakang agama Katolik dan Islam, dengan jurusan yang paling diminati adalah Sarjana Keperawatan. Sebagian besar mahasiswa baru adalah lulusan SMA/MA yang belum memiliki pekerjaan, menunjukkan bahwa institusi ini sangat diminati oleh lulusan pendidikan menengah. Meskipun demikian, terdapat variasi dalam hal agama, pekerjaan, dan tingkat pendidikan, yang menunjukkan bahwa kampus ini bersifat inklusif terhadap berbagai latar belakang calon mahasiswa. Informasi ini menjadi landasan penting untuk pengembangan program akademik dan layanan pendidikan yang sesuai dan fleksibel.





Digital Literasi dan Big Data

Ruang Data Kesehatan Berdasarkan Survei Masyarakat 

 
Pendahuluan
Kesehatan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia yang meliputi berbagai aspek, mulai dari kesehatan fisik, mental, hingga lingkungan. Di era masyarakat modern, tantangan terhadap kesehatan disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat, pola makan yang tidak baik, serta kurangnya kesadaran akan sanitasi dan pencegahan penyakit menular. Hasil survei ini memberikan gambaran mengenai pola hidup masyarakat saat ini, sejauh mana pengetahuan dan sikap mereka terkait masalah kesehatan, serta seberapa besar perlunya intervensi edukatif. Analisis ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjalani hidup yang sehat secara menyeluruh.

Hasil dan Pembahasan
1. Masalah Gizi
Hasil survei dari 110 responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kebiasaan makan yang cukup baik, dengan 57,3% responden sudah memiliki pola makan teratur, sedangkan 42,7% lainnya belum makan secara teratur. Namun, hasil dari survei juga menunjukkan adanya hal baik untuk tindakan kesehatan, karena individu yang sarapan cenderung lebih berkonsentrasi saat belajar atau beraktivitas dibandingkan dengan mereka yang tidak sarapan.

2. Masalah Kesehatan Mental
Hasil survei dari 110 responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden untuk mengurangi stres mendengarkan musik(22%), Jalan-jalan (19%),curhat (10%), olahraga (8%),main game(11%),menangis(10%),tidur (20%) . Berdasarkan data paling banyak responden untuk mengurangi stres lebih ,e,ilih untuk mendengarkan musik karena musik dapat membantu meningkatkan suasana hati dan memberikan perasaaan positif yang dapat membantu mengatasi perasaaan stres dan kecemasan.

3. Perilaku Dan Gaya Hidup Tidak Sehat
Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang paling bertanggung jawab atas perilaku merokok diri sendiri (93,6%) dan pada orang tua menunjukkan sebanyak (6,4%). Selain dapat merugikan diri sendiri, merokok juga mengancam kesehatan orang lain melalui asap yang dihasilkan (perokok pasif). Oleh karena itu, seseorang yang merokok juga memiliki tanggung jawab atas efek sosial dan lingkungan dari kebiasaannya.

4. Masalah Sanitasi Dan Kesehatan Lingkungan 
Hasil survei dari 110 responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah mengerti cara memilah sampah organik dan anorganik (92%) dan hasil yang belum sebanyak (8%). Memilah sampah organik dan anorganik sangat penting dilakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan, mendukung daur ulang, dan mencegah pencemaran.Dengan melakukan pemisahan, jenis sampah anorganik seperti plastik, botol kaca, dan logam dapat didaur ulang, sementara limbah organik seperti sisa makanan dan daun dapat diubah menjadi kompos. Tindakan ini berkontribusi dalam mengurangi penumpukan limbah di tempat pembuangan akhir.

5. Penyakit Menular
Hasil survei dari 110 responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah mendapatkan penyuluhan terkait pencegahan penyakit menular dari tenaga kesehatan (65,5%), dan masih ada yang belum atau tidak yakin mendapat penyuluhan  (34,5%) . Penyuluhan tentang penyakit menular memiliki peranan penting untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai metode penularan, upaya pencegahan, serta signifikansi imunisasi. Pendidikan ini berfungsi untuk menanggulangi penyebaran penyakit seperti TBC, hepatitis, HIV, dan flu, sekaligus mendorong gaya hidup yang bersih dan sehat. Dengan adanya penyuluhan yang efektif, masyarakat dapat melakukan deteksi awal, menjaga kebersihan, serta melindungi diri dan orang lain dari kemungkinan penularan.


Refleksi dan Kesimpulan 
Berdasarkan hasil survei data kesehatan yang mencakup berbagai dimensi kesehatan mahasiswa yaitu masalah gizi, kesehatan mental, perilaku gaya hidup yang tidak sehat, kebersihan lingkungan, serta penyakit menular dapat diketahui bahwa keadaan kesehatan secara umum masih membutuhkan perhatian yang mendalam. Masalah gizi seperti pola makan yang tidak teratur, kurangnya konsumsi sayur dan buah, serta kebiasaan melewatkan sarapan, menunjukkan bahwa pemahaman tentang pentingnya nutrisi yang baik masih rendah. Di sisi lain, tekanan dari akademik dan sosial juga mempengaruhi kesehatan mental mahasiswa, yang terlihat dari tingginya keluhan mengenai stres, kecemasan, hingga tanda-tanda depresi ringan. Gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, kurang menjalani aktivitas fisik, serta penggunaan gadget yang berlebihan membuat  tidak ada interaksi sosial. Selain itu, sanitasi lingkungan juga perlu diperhatikan, terutama terkait dengan pemisahan sampah. Kesadaran akan pencegahan penyakit menular . 

Berdasarkan hasil survei dari 110 responden , mayoritas responden menunjukkan pemahaman yang cukup baik dalam menjaga kesehatan. Mereka sudah memiliki kebiasaan makan yang teratur, memahami cara memilah sampah, dan menyadari bahwa merokok adalah tanggung jawab individu. Dalam mengatasi stres, banyak di antara mereka memilih metode relaksasi seperti tidur atau mendengarkan musik, meskipun kesadaran tentang pentingnya aktivitas sosial masih perlu ditingkatkan. Selain itu, kebanyakan dari mereka juga pernah mengikuti penyuluhan mengenai penyakit menular, namun masih ada yang belum menjalani, sehingga edukasi dari tenaga medis tetap sangat diperlukan.


Infografis Kesehatan
  











  STATISTIK MAHASISWA BARU STIKes Panti Rapih STATISTIK DATA MAHASISWA BARU      Statistik penerimaan mahasiswa baru memberikan gambaran awa...